Keluarga Itu Seperti Permainan Rubik



Anda pernah bermain rubik, atau pernahkah anda melihat anak-anak mengutak-atik rubik agar keenam sisi-sisinya membentuk warna yang sama?. Kita sering mencoba mengutak-atik warna rubik, agar bisa tersusun rapi dengan warna yang sama di satu sisi, dan jika kita belum berhasil, kita akan terus mencoba mengutak-atik dan berusaha menyusunnya, terkadang kita menjadi bosan dan lelah kemudian meninggalkan permainan rubik itu begitu saja, tapi terkadang juga setiap hari kita tekun mengutak-atik dan menyusun rubik dari jam demi jam, hari demi hari, sampai akhirnya kita menemukan cara dan kunci menyusun warna rubik itu menjadi warna yang sama di tiap sisinya. Dan pada saat kita berhasil maka kita akan tersenyum lebar, melompat, dan berteriak "Aku Berhasil" dengan suara yang lantang. 
          Demikian juga dengan sebuah keluarga, keluarga itu seperti permainan rubik. Banyak sekali persoalan yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga seperti banyaknya warna pada rubik yang tidak beraturan dimana kita dituntut untuk harus mampu menyusun berbagai warna tersebut menjadi satu warna sebagai satu kesatuan yang utuh.
Terkadang kita tidak tahu bagaimana kita harus membentuk sebuah keluarga. Setelah menikah kita dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan karakter asli dari pasangan kita, belum lagi berhadapan dengan keluarga besar dari istri/suami yang terkadang berusaha ikut campur dalam masalah keluarga, dan setelah mempunyai anak, kita dihadapkan pula pada karakter anak yang susah untuk kita bentuk.
Ada orang tua yang bisa mendidik anak-anak dengan benar, dimana mereka mampu mendidik anak-anak mereka dalam jalur agama yang benar, mampu memberikan pendidikan yang baik, dan mampu membentuk karakter anak-anak yang jauh dari kekerasan dan kenakalan, tetapi tidak sedikit orang tua yang gagal mendidik, membentuk karakter anak, serta tidak mampu memberikan ajaran agama yang baik pada anak-anak mereka.
Itulah keluarga, tergantung bagaimana kita membentuk keluarga kita, apakah kita bisa tekun dan mampu membangun keluarga yang penuh cinta kasih dan dan takut akan TUHAN, seperti kita mampu menyusun warna rubik yang sama pada tiap-tiap sisinya?
Atau kita akan bosan, dan mencari kesenangan diluar sana dengan cara berselingkuh, berjudi, pesta pora dan foya-foya, mabuk-mabukan, dan menelantarkan suami/istri serta anak-anak, karena ketidakmampuan kita dalam membangun rumah tangga, seperti ketika kita bosan mengutak-atik permainan rubik dan pergi meninggalkan permainan itu begitu saja, tanpa berusaha untuk mengetahui cara dan kunci dalam menyelesaikan permainan tersebut?
Jawaban-nya, hanya anda yang mampu menjawabnya.

Tapi satu hal yang perlu di syukuri :

  • Jika melihat suami/istri mu hidup dalam kejujuran, kesetiaan, dan takut akan TUHAN, maka dengan demikian kehormatan dan kemuliaan mu akan selalu terjaga sampai ajal menjemput mu. 
  • Jika melihat anak-anak mu hidup dalam kejujuran, menghormati mu, dan mereka berjalan dengan FIRMAN dan DOA, maka dengan demikian berkat mu menjadi berlimpah dan derajat mu sebagai orang tua akan selalu dimuliakan sepanjang hidup mu.


Setiap orang yang mengambil keputusan untuk menikah, dia pasti tahu tujuan dia menikah dan untuk apa dia membentuk keluarga.

"Sangat indah rasanya jika kita melihat TUHAN ada dalam diri suami/istri kita, dan sangat bangga rasanya jika anak-anak kita berjalan dalam rel Firman TUHAN dan DOA"


So good luck to you…. 

Tidak ada komentar: